Brebes, DN-II Di tengah minimnya lahan pekarangan di perkotaan, seorang warga Kelurahan Gandasuli, Riyanto (38), berhasil membuktikan bahwa menanam anggur berkualitas tinggi tidak memerlukan kebun yang luas. Hanya dalam waktu empat bulan sejak penanaman, anggur di pekarangan rumahnya sudah mulai berbuah lebat.
Berlokasi di RT 04 RW 02 Gandasuli, kebun anggur milik Riyanto telah menjadi perbincangan. Saat ini, dilahan ukuran 2 x 3 meter ia menanam hingga 12 pohon dari delapan varietas unggulan yang berbeda, termasuk jenis-jenis favorit seperti Transfigurasi, Everest, Akademik, Baikonur, Dickson, dan Basanti.
Panen Perdana dalam Empat Bulan
Riyanto menjelaskan bahwa bibit anggur yang ia tanam merupakan bibit stek-an yang dibeli. Dalam kurun waktu empat bulan, tanaman tersebut sudah memasuki fase berbuah, menunjukkan keberhasilan dalam perawatannya.
“Ini berarti yang sudah buah sekitar empat bulan sejak penanaman. Dari kecil sampai sudah besar seperti ini,” ujar Riyanto.
Keberhasilan panen cepat ini didukung oleh pola pemupukan yang terencana. Untuk fase pertumbuhan (vegetatif), ia mengandalkan pupuk Grower dan Magnesium Sulfat. Sementara, untuk memicu pembuahan (generatif), ia beralih menggunakan MKP, KNO3, dan Boron.
Bermula dari Hobi di Media Sosial
Ketika ditanya dari mana ia belajar teknik budidaya anggur yang tergolong jarang di daerah tersebut, Riyanto menyebutkan perannya media sosial.
“Belajar dari grup di Facebook. Di grup itu banyak (informasi) tentang menanam anggur, jadi ilmunya didapat dari sana,” katanya.
Saat ini, menanam anggur masih merupakan hal yang langka di Kadasuli. “Di sini memang masih jarang sih, paling ada satu, dua, tiga orang saja,” tambahnya.
Manfaatkan Pekarangan Kosong
Riyanto berharap inovasinya ini dapat menginspirasi warga lain untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang kosong. Ia membuktikan bahwa anggur dapat ditanam di lahan yang sangat terbatas.
“Ini juga, apa, daripada pekarangan kosong, kan jadi bisa ditanam,” ucapnya.
Menurut Riyanto, menanam anggur tidak butuh lahan yang luas. Dengan sistem tralis yang memanfaatkan ruang vertikal, lahan seluas 3×2 meter saja sudah cukup untuk menampung setidaknya enam tanaman anggur.
“Paling sistemnya sistem tralis, kan ke atas itu bisa banyak,” pungkas Riyanto, menunjukkan bahwa budidaya anggur skala rumahan sangat mungkin dilakukan bahkan di area sempit
Red/Teguh
Eksplorasi konten lain dari Detik Nasional.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
