JAKARTA, DN-II Sebuah insiden memilukan sekaligus mengocok perut mengguncang kedai kopi di bilangan Jakarta Pusat siang ini. Hermanius Burunaung, Ketua Umum Perkumpulan Pimpinan Redaksi Indonesia Maju (PRIMA), tertangkap basah melakukan “penelantaran kafein” tingkat tinggi demi sebuah gawai yang lebih pantas masuk museum sejarah daripada masuk saku celana. (25/12/2025).
Niat hati berkumpul bersama dua rekan setianya, Erick dan Edy Uban, untuk membedah inspirasi strategis bertema “Janda Baru”, Hermanius justru terjebak dalam nostalgia teknologi yang membingungkan.
Bukannya menyeruput kopi panas dengan penuh kasih sayang, Hermanius malah asyik memencet Handphone Keramat miliknya. Gawai ini diyakini sebagai purwarupa buatan Uni Soviet era Perang Dunia 1 yang beratnya setara dengan ganjal ban truk tronton dan harus di-engkol setiap kali ingin mencari sinyal.
Saking khusyuknya Hermanius memencet tombol yang kerasnya melebihi tekad pejuang revolusi itu, ia tidak sadar bahwa kopi di depannya telah mengalami penurunan suhu secara drastis dari panas membara menjadi sedingin sikap mantan.
Melihat pemandangan yang menyayat hati para pecinta kopi tersebut, Edy Uban tak tahan lagi. Dengan nada ketus yang sanggup merontokkan bulu kuduk, ia langsung melayangkan protes keras:
“Bos Hermanius! Itu HP kalau getar mending dipake buat mijit punggung aja, jangan buat nyari inspirasi! Liat tuh, kopinya sekarang udah bukan dingin lagi, tapi udah jadi habitat baru jentik nyamuk. Lu lagi ngetik berita apa lagi nyari frekuensi kapal selam Rusia? Kita ke sini mau bahas Janda Baru, bukan nungguin lu dapet sinyal morse!”
Tak ketinggalan, Erick yang sedari tadi terdiam, memberikan reaksi yang lebih dramatis. Ia menatap Hermanius dengan tatapan yang sangat tajam dan dalam—diklaim lebih dalam daripada palung Segitiga Bermuda. Sambil bergumam lirih dengan nada mistis, Erick berbisik:
“Sia-sia… semua sia-sia. Aku melihat masa lalu di dalam cangkir itu. Kopi dipesen panas-panas, ditinggal mainan besi tua, eh pas sudah jadi es lilin baru mau dilirik. Itu kopi kalau bisa ngomong, sudah minta cerai dari tadi gara-gara kurang perhatian. Kayaknya Ketum kita lebih cinta barang antik Rusia daripada rasa kopi yang hakiki…”
Hingga berita ini diturunkan pada Kamis siang, kopi tersebut dikabarkan telah membeku secara alami karena merasa diabaikan. Sementara itu, Hermanius dilaporkan masih sibuk mencari huruf “W” di HP-nya yang ternyata hanya berisi alfabet Cyrillic (Rusia), sementara pembahasan “Janda Baru” terpaksa ditunda sampai sinyal dari Siberia masuk ke Jakarta.
Bagi pengunjung kedai yang melihat Hermanius membawa HP tersebut, harap segera tawarkan bantuan kabel jumper atau minimal siram kopinya dengan air radiator sebelum membeku total.
Publisher -Red PRIMA
Eksplorasi konten lain dari Detik Nasional.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
